Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us
Senin, 11 Juli 2011

Berfikir masa depan haruslah melihat ke belakang

Di terbitkan oleh Dicka


Dalam kehidupan sekarang ini teknologi semakin berkembang dan jaman mungkin seudah berubah dimana orang – orang lebih mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan masyarakat sekitar dan kehidupan orang banyak.  Tapi sadarkah ketika kita berfikir maju untuk kehidupan kita, bahkan dalam kehidupan kita ingin simple yang semua di kerjakan oleh mesin dan terus terus dikembangkan seperti pembangunan mall untuk belanja,  Atm, mobil, motor, tv, computer dll. Bahkan hampir semuanya itu menjadi kebutuhan primer sebagian orang, khususnya orang- orang yang tinggal di kota. Permasalahanya adalah pernahkah kita berfikir tentang orang orang yang berada di pedalaman? kita tidak pernah berfikir kenapa allah menciptakan orang orang yang di haruskan untuk tinggal di pedalaman ? mungkin saja jawabanya sesuai dengan  al’quran yaitu keseimbangan. Tapi bukan itu yang akan ita gali, saya yakin orang yang tinggal di pedalaman lebih handal dari pada yang tinggal di kota, artinya kesuksesan di sini tidak bias di ukur oleh strata atau pendidikan yang tinggi. Ilmu yang kita dapatkan di perguruan tinggi itu cuman permukaan, dan mungkin hanya teori – teori yang sukar untuk di praktekan dalam kehidupan sehari – hari.
Seorang professor tidak akan mendapat gelar professor nya jika tidak melakukan penelitian terlebih dahulu, pasti mereka terjun ke lapangan dan meninggalkan profesi nya untuk sementara demi melakukan penelitian tertentu dan setelah berhasil menciptakan sesuatu baru mereka menyandang gelar professor.
Sebagai contoh, orang membuat hp terbaru pastilah mereka melihat kebelakang terlebih dahulu dengan melihat seri atau tipe sebelumnya baru mereka menambahkan fitur – fitur yang kurang, dan sebenarnya bukan menambahkan tapi kata lain adalah mengembangkan kali ya..hehehe
Ukuran kesuksesan seseorang tidak di ukur oleh pangkat, strata dan lain lain tapi dengan kehandalan berfikir strategis dan segala bisa bukan segakla tahu, kita lihat sebagai contoh orang – orang yang tinggal di kampong mereka jauh dari informasi tapi hidup mereka damai, tentram bahkan mempunyai segalanya, sawah, tanah, serta kendaraan. Dan satu lagi mereka jarang terbelit hutang. Kuncinya satu di daerah peradabannya sangat kental dan itu adalah salah satu perintah dari al’quran bahwa manusia diciptakan untuk beradab. Sekarang banyak orang pintar dan berakhlak tapi tidak beradab, percumi akhlak bisa saja dijadikan kedok. Karena tidak beradab mereka akan mengahlalkan segala cara untuk merusak alam demi kepentingan pribadi atau golongan tanpa memikirkan orang – orang yang ada di sekitar dan makhluk – makhluk allah lainya. So mari kita melakukan penelitian dan hargai orang orang daerah dan alam sekitar  tanpa mereka kita tidak bisa hidup. Dan intinya kita tingkatkan adab kita ke sesama makhluk allah.. .allahu akbar…

0 komentar:

Posting Komentar